BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Tuesday, November 3, 2009

EMO





emo.. apa itu emo..? apa lo tau apa emo...? kenapa lo banyak yg benci ama emo..? apa karna anak emo punya rambut yg keren trus lo gak cocok ama gaya rambut yg kayak gitu? banyak orang yg gak tau apa itu emo.. emo itu Emotional Mental Overload yg arti nya emosi mental yg berlebihan.. itu karna mereka mngalami depresi.. makanya lo liat tu byk yg poto nya motong urat nadi gitu.. tp gak smua emo gitu itu cm yg uda gak sanggup lagi nahan.. faktor yg buat depresi itu kluarga, masyarakat, skolah,kuliah, dll. jadi gw tanya ke kalian.. orang uda susah gitu masih kalian benci?? emo itu gak pnh dgerin apa kata orang laen.. jadi klo klean mw ngehina terserah.. emo itu bebas mau pake baju apa.. ga musti pakaian serba item, rambut nya modis, pake pierching dll dahh.." (tp gw emank suka nya dari dulu warna itemm.. lagian idup gw cm 2 warna.. item ama putih) emo itu gak musti dengerin lagu" emo,screamo, dll atau lagu" yg lirik nya ttg suicide.. karna lagu tu smangat hidup bwt anak emo.. jd apa salah nya klo mw denger lagu laen.. slama orang nya sndiri suka,..semua orang punya kepribadian masing" jadi jgn saling mencela.. yg plg pnting.. asal lo tau aja.. emo itu orang yg gak bahagia, merasa terkucilkan, byk masalah, sakit kepala, merasa gak bahagia, g pnh senang..!!!! trus tolong jangan dimusuhi...!!!!!!!!
Aliran Musik Emocore adalah perpaduan dari hardcore dan musik punk yang sangat populer di Washington DC pada akhir era 80-an. Budaya emo akhirnya terus berkembang antara dekade 90-anhingga 2000-an hingga mencapai popularitasnya saat ini. Pertengahan 80-an, istilah emo menggambarkan sub genre hardcore punk yang berakar dari musik Washington DC. Pada perkembangannya, istilah emocore yang merupakan kependekan dari emotional hardcore, akhirnya digunakan untuk menggambarkan penampilan band-band di Washington DC yang sangat emosional misalnya Rites of Spring, Embrace, atau Moss Icon. Di pertengahan 90-an, istilah emo mulai merujuk pada genre indie yang mendapatkan pengaruh dari Fugazi yang dianggap sebagai emo first wave. Band-band seperti Sunny Day Real Estate dan Texas is the Reason menunjukkan gaya emo indie rock yang lebih menunjukkan melodi mereka daripada kekacauannya.Yang saat ini sedang populer adalah band-band seperti Fall Out Boy, My Chemical Romance, Panic at the Disco, dan Paramore yang juga disebut sebagai band emo walaupun gaya musik mereka memang cukup berbeda dengan band-band emo sebelumnya.
Akhir-akhir ini banyak terdengar istilah 'emo.' Musik emo, gaya pakaian emo, potongan rambut emo, bahkan gaya hidup emo. Jika kita mengakses situs www.friendster-layouts.com dan memilih kategori emo, maka akan muncul ratusan tampilan pola halaman yang kebanyakan dihiasi dengan warna-warna gelap, suram, didominasi hitam, abu-abu, putih, dan merah darah. Dilengkapi dengan gambar orang dengan smokey eyes, rambut menutupi mata, dan biasanya menunjukkan bahwa mereka sedang patah hati dan putus asa.Tetapi, apakah sebenarnya 'emo' itu? Apakah melulu gaya berpakaian yang saat ini lagi in di kalangan anak muda itu? Lebih Dekat Dengan Emo Hampir serupa dengan punk dan rock, emo sekarang dikenal sebagai suatu keadaan emosional. Istilah emo sendiri dianggap sebagai sebuah budaya, kata itu adalah singkatan dari kata 'emotional' (emosional). Emo sendiri ternyata bukan hanya sebuah sikap, namun juga fashion yang terpengaruh dari musik emo (emocore). Emo adalah Gaya Berpakaian Namun emo sepertinya telah berkembang jauh melampaui dunia musik saja. Emo sekarang malah lebih sering dihubungkan dengan fashion daripada musik. Istilah emo ini kadang kala langsung dirujuk pada jeans ketat yang dipakai cowok dan cewek juga, poni rambut yang panjang dan disisir ke satu sisi wajah dan menutupi salah satu atau malah kedua mata. Potongan rambutnya lurus, kaos ketat (biasanya berlengan pendek) bertuliskan nama-nama band emo, ikat pinggang berkepala besar, sepatu kanvas atau sepatu hitam yang sering kali nampak tua dan lusuh, dilengkapi dengan kaca mata berbingkai hitam tebal.Gaya berpakaian ini disebut dengan istilah fad.

Judulnya: Pria + Wanita = bukan Cinta… tapi boong



Tanpa sengaja tanganku menyenggol gelas kopi sisa tadi malam, tanpa sengaja juga si kopi belepotin mukaku dengan ampasnya, hal itu membuat tanpa sengaja semut-semut nempel dimukaku sampai dengan tanpa sengaja juga aku jadi terbangun karena dicium puluhan semut yang naksir sama aku. Satu-persatu aku membuka mata walau agak kupaksakan karena terasa seperti digandulin sama Dayat anak kamar sebelah yang beratnya 80 kilo, kepalaku mulai celingukan untuk melihat jam berapa sekarang, dan berhenti disudut tembok ratan hitam yang sebenernya sih warna catnya ijo, aku kaget bukan main saat tahu ternyata aku tidak punya jam dinding selama ini, dan akhirnya aku tersadar akan alasan kenapa aku selalu kesiangan berangkat kuliah.
Hari inipun aku terlambat bangun lagi seperti biasanya, oke, tidak perlu mandi, cukup dua oles air keran saja untuk membuka mata, langsung cabut dengan kemeja kumal yang aku pakai kemarin. Sampai di kampus pintu kelasku sudah tertutup,
Saya : (Ketok-ketok…, celingukan menerawang kaca pintu masuk kelas )
Dosen : (memandang dari belakang kelas, melipat dua lengannya—ya iyalah, masa tiga lengannya)
Saya : (mendorong pintu perlahan) “maaf bu, terlambat”
Dosen : “berapa menit?”
Saya : (mencari-cari letak jam dinding) “satu jam, bu”
Dosen : “bagaimana anak-anak? Boleh masuk tidak?” (bertanya pada para mahasiswa)
Sekumpulan calon pengangguran : (dengan penuh semangat) “Tidaaaaakkkkkkk buuuuuu”
Saya : (bengong)
Dosen : “bukan saya lho yang bilang”
Saya : “oke!” (tutup pintu, berbalik, langsung melangkah ke tempat parkir)
Begitulah hari-hari yang aku alami, khususnya untuk kuliah pagi. Dari kampus langsung menuju kontrakan, mau kemana lagi, cewek juga tidak punya.
Kuambil buku yang baru kemarin aku beli di toko buku bekas – yah, itulah hal yang rutin aku lakukan selain terlambat kuliah, shopping di shopping (shopping: pusat buku di timur Taman Pintar, dan selatan Taman Budaya Yogyakarta, dulu banyak yang jual buku bekas, sekarang banyak jualan buku bajakan atau istilah kerennya KW-2 – kwalitas nomor doea, kalo mau beli KW-2 harus dengan kode khusus, ngangkat kedua alis bersamaan dua kali, kalo cuma satu kali bakal dibilang ga ada soalnya dikira polisi, tapi kalo sampe tiga kali bakal digebukin pemilik kios sepanjang lorong), judul bukunya “Pria dari Sono, Wanita dari Sini”, buku yang tidak sengaja kebeli gara-gara nimpuk kepalaku setelah aku nabrak setumpuk buku dan yang punya kios marah-marah.
Kubaca buku itu seharian, isinya tentang hubungan (penerjemah: pacaran) yang dilihat dari sudut pandang pria dan wanita, juga ada tahap-tahap berpacaran, mulai dari ketertarikan, lirik-lirikan, kenalan, keakraban, keintiman dan yang terakhir tunangan. Boro-boro mau kenalan, yang dilirik saja tidak ada…
To be concluded…
(sambungannya kalo ga bulan depan, ya tahun depan)

TAKDIR

Apakah semua ini Cuma suatu kebetulan? Tapi rasanya semua kebetulan ini begitu sempurna. Tanpa kita sadari kita merasakan sesuatu yang menyenangkan, yang menyedihkan, yang lucu, yang konyol, yang sepertinya semuanya terasa begitu aneh, tapi juga begitu sempurna. Apakah ini semua yang membuat kita percaya tentang adanya Tuhan? Ya, mungkin saja. Tapi menurutku keimanan itu bukan sekedar doktrin, karena hati kita mempercayainya. Kita merasa iman itu milik kita, bukan diberikan kepada kita.
“Tapi ada kalanya kita hanya bisa terbengong-bengong tidak percaya ketika Tuan Takdir menuliskan kisah yang konyol untuk kita mainkan, seolah hidup ini hanya sebuah lelucon.”
Bagi mereka yang imannya kuat akan menganggap ini semua sebagai cobaan atau ujian hidup. Sedangkan bagi mereka yang seperti aku, mendapati takdir yang terasa konyol, mereka bisa saja menjadi gila atau malah marah-marah pada Tuhan. Bila kita coba merenungkannya, kita akan sangat bersyukur pada Tuhan, karena hal-hal konyol tersebut bisa menjadi pelajaran bagi kita yang menjadikan kita semakin kuat menghadapi dunia yang manusia-manusianya tidak pernah puas ini.
Sekarang marilah sejenak kita berkontemplasi, mencoba merenungkan mengapa Tuhan memberikan takdir yang serasa konyol ini kepada kita. Lihatlah ke belakang sebelum kita mengalami (takdir) ini, bukankah keseluruhan kebetulan-kebetulan ini memang seharusnya hanyalah satu kisah yang panjang? Dan lihatlah sisi baiknya, apa yang diakibatkan oleh cobaan ini, membuat kita menjadi manusia yang memiliki kepribadian kuat dengan mengalami pengalaman-pengalaman baru atau sebaliknya.

kehidupan kedua

hari ini adalah kehidupan kedua bagiku
tak bisa mengikuti rutinitas, aku membelok
biarlah semua tahu cita-citaku
bukannya bodoh, hanya berbeda
ini tentang makna hidup
hariku tak banal lagi
akulah sang pendobrak
karena hidup bukan sekedar mampir
aku takut...
jika hidup hanya lempeng saja
jika mati adalah cita-cita
untuk apa aku hidup?
bukankah aku hidup untuk makna?
tanpa makna..
semuanya tak berarti apa-apa...